|
|
KURIKULUM SD NEGERI 200 TANA PASER
(Bermuatan Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa)
Dokumen I
PEMERNTAH
KABUPATEN PASER
SD
NEGERI
200 TANA PASER
Alamat:
Jln. H. Karim. RT. 2 No. 51
Desa
Tanah Periuk Kecamatan Tana Paser
2011/2012
|
|
I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan
kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan
Kompetensi Dasar (KD).
KTSP merupakan kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah, atau
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Pemberlakuan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah
menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan
diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya
mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal
35 mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan
pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah harus
segera dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan
berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum,
baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Satuan pendidikan merupakan
pusat pengembangan budaya. KTSP ini mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan
pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya:
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan
lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam
seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah.
2.
Landasan Penyusunan KTSP
a.
Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat
pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh
suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari
Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup
religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini
dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari
masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya.
Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam
penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.
b.
Landasan
Yuridis
Secara yuridis KTSP ini
dikembangkan berdasarkan:
·
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai
budayanya.”
·
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
·
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.
·
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007
tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006
tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan
pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan
Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
3.
Tujuan Penyusunan KTSP
KTSP
ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah dalam menyelenggarakan
kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan
nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.
4.
Prinsip Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP ini
berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini.
a.
Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta budaya dan karakter
bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
b.
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna
dan tepat antarsubstansi.
c.
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g.
Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
5.
Prinsip
Pelaksanaan KTSP
Pelaksanaan Kurikulum ini berdasarkan
7 prinsip sebagai berikut:
1.
Siswa harus
mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2.
Menegakkan 5 pilar
belajar:
a.
Belajar untuk beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.
Belajar untuk
memahami dan menghayati.
c.
Belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d.
Belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain dan
e.
Belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses, pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
3.
Siswa mendapatkan
layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan.
4.
Suasana hubungan
siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat;
5.
Menggunakan
pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang
memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6.
Mendayagunakan
kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah.
7.
Diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas
dan jenis serta jenjang pendidikan.
II. TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
1.
Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Visi
Sekolah dengan lingkungan belajar yang
mampu mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara maksimal yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
- Misi
·
Mengembangkan sikap dan perilaku
religiusitas di lingkungan dalam dan luar sekolah.
·
Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,
bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras,
kreatif, dan mandiri.
·
Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih,
dan nyaman.
·
Berhatinyaman (bersih sehat indah aman dan nyaman)
·
Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang,
menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.
·
Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar,
sumber daya fisik, dan manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi
perkembangan peserta didik.
·
Menanamkan kepedulian sosial dan
lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup
demokratis.
- Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi
sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan Sekolah Dasar Negeri 200 Tana Paser dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
a.
Semua kelas melaksanakan pendekatan “pembelajaran aktif”
pada semua mata pelajaran.
b.
Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas
berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa.
c.
Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai
tujuan pendidikan dasar.
d.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang
menjadi bagian dari pendidikan budaya
dan karakter bangsa.
e.
Menjalin kerja sama lembaga pendidikan dengan media dalam
mempublikasikan program sekolah.
f.
Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk
sebesar-besarnya dalam proses pembelajaran.
III.
STRUKTUR
DAN MUATAN KURIKULUM
A.Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan
pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Struktur
Kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai kelas VI. Struktur Kurikulum
SD disusun berdasarkan stándar Kompetensi lulusan dan stándar kompetensi Mata
Pelajaran dengan ketentuan bahwa Kurikulum SD memuat delapan mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri.
Peraturan pemerintah No.
19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional Penidikan Ayat (1) menyatakan bahwa struktur dan muatan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
(1) Kelompok mata pelajaran agama
dan ahlkak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian
(3)
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi
(4) Kelompok mata pelajaran
estetika
(5)
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Cakupan
setiap kelompok mata pelajaran untuk setiap jenjang SD/MI/SDLB dapat dilihat
dalam tabel berikut:
No
|
Kelompok
Mata Pelajaran
|
Catatan
|
1
|
Agama
dan Ahlak mulia
|
Kelompok mata pelajaran agama
dan ahlak mulia dimaksudkan untukmembentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa lepada Tuhan Yang Maha Esa serta berahlak mulia. Ahlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral seagai perwujudan dari pendidikan agama.
|
2
|
Kewargaanegara
dan Kepribadian
|
Kelompok mata pelajaran
kewargaan negara dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan
termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotismo bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggungjawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta prilaku anti korupsi, kolusi
dan nepotismo.
|
3
|
Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi
|
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mananamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
|
4
|
Estétika
|
Kelompok mata pelajaran
estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
|
5
|
Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
|
Kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat.
Budaya hidup sehat termasuk
kesadran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
|
Selanjutnya dalam Pasal 7
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Estándar Nasional Pendidikan
dijelaskan pula bahwa:
1) Kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2) Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan
budaya, dan pendidikan jasmani.
3) Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegaiatan bahasa, matemátika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal yang relevan.
4) Kelompok mata pelajaran
estética SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5) Kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
Berdasarkan ketentuan tersebut
di atas, struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri 200
Tana Paser adalah sebagai berikut ;
No
|
Komponen
|
Alokasi Waktu
|
Kelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
A
|
Mata Pelajaran
|
|
1
|
PAI
|
Pendekatan Tematik
|
3/1
|
3/1
|
3/1
|
2
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
4
|
Matemátika
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
6
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
3
|
3
|
7
|
Seni
Budaya dan Keterampilan
|
4
|
4
|
4
|
8
|
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
4
|
4
|
B
C
|
Mulok:
a.
Pend. Lingkungan Hidup
|
|
|
|
2
|
2
|
2
|
b. Bahasa Paser
|
2
|
2
|
2
|
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah
|
30
|
31
|
32
|
36
|
36
|
36
|
*)Equivalen 2 Jam Pembelajaran
**) dua jam dapat ditambahkan
ke salah satu pelajaran yg dianggap sulit misalnya matematika dari 5 menjadi 6,
IPS dari 3 menjadi 4 jam.
Keterangan
1.
1 (satu) Jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
2. Kelas 1,2 dan 3 pendekatan
Tematik
3. Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan
Mata Pelajaran
4. Sekolah dapat memasukkan
pendidikan yang berbasis keunggulan local dan global, yang merupakan bagian
dari mata pelajaran yang diunggulkan.
5. Mengenai pembelajaran tematis
sekolah dapat menentukan alokasi waktu permatapelajaran sedangkan dalam PBM
menggunakan pendekatan tematis.
B.
Muatan Kurikulum
Muatan KTSP meliputi sejumlah
mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjelaskan tujuan
dan ruang lingkup mata pelajaran (1) Pendidikan Agama (2) Pendidikan
Kewarganegaraan (3) Bahasa Indonesia (4) Matematika (5) Ilmu Pengetahuan Alam
(6) Ilmu Pengetahuan Sosial (7) Seni Budaya dan Ketrampilan, dan (8) Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kurikulum SD Negeri 200
Tana Paser, memasukan
pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik, dan atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup
dapat diperoleh peserta didik dari
sekolah yang bersangkutan dan atau dari sekolah lain atau lembaga
pendidikan non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
Kurikulum untuk SD Negeri 200 Tana
Paser, memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, keunggulan
lokal dapat diperoleh peserta didik (siswa) dari sekolah lain dalam satu
jaringan kerjasama dan atau lembaga pendidikan non formal yang sudah memperoleh
akreditasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman
muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada
setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi
yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama Islam
Tujuan:
- Menumbuhkankembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepda Allah SWT.
- Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah,
cerdas, produktif, Jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
b.
Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
- Berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
- Berpartisipasi
secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
- Berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lanilla.
- Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi infrmasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
c.
Bahasa Indonesia
Tujuan:
- Berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara
lisan maupun tulis
- Menghargai
da Bangla menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
- Memahami
bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
- Menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelectual, serta
kematangan emosional dan sosial.
- Menikmati
dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
- Menghargai
dan membanggakan sastra bahasa Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
d.
Matematika
Tujuan
:
- Memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan
masalah.
- Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matemática dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matemtika.
- Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
- Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
- Memiliki
sikap menghargai kegunaan matemátika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar mata Pelajaran Matemática dapat dilihat pada Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
e.
IPA
Tujuan
:
- Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
- Mengembangkan
Pengetahuan dan Pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tehnologi dan masyarakat.
- Mengembangkan
ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
- Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam.
- Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan tuhan.
- Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
f.IPS
Tujuan :
·
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
·
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan
sosial.
·
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
·
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan
global.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
g.Seni
Budaya dan Ketrampilan
Tujuan :
·
Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan ketrampilan.
·
Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
ketrampilan.
·
Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan
ketrampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006.
h.Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Tujuan
:
·
Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
·
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.
·
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar.
·
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan.
·
Mengembangkan sikap sportif, Jujur, disiplin, bertanggung
jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
·
Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
·
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, trampil, serta memiliki sikap yang
positif.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.
b. Muatan Lokal
Muatan
lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan dalam hal ini SD Negeri 200 Tana Paser
a. Lingkungan
Hidup
Tujuan :
- Kurikulum
sedang disusun oleh Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Bapedalda
Kabupaten Paser.
- Bahasa Inggris
Tujuan :
·
Mengenalkan
bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional.
·
Membekali
siswa untuk menghadapi tuntunan dalam rangka menyongsong era globalisasi
2*)
Ekuivalen 2 Jam pembelajaran
a.
Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih
ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta
ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan
lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya
sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara
lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian,
dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja
sama.
Penanaman nilai-nilai
kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran
yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan
Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus mengembangkan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal
yang diselenggarakan.
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SD ini adalah
sebagai berikut.
No.
|
Jenis Muatan Lokal
|
Alokasi Waktu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1.
|
PLH
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Bahasa Paser
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
b.
Pengembangan Diri
Kegiatan
pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam
bentuk bimbingan konseling dan kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengembangan
diri terdiri atas 2 (dua) bentuk
kegiatan, yaitu terprogram dan tidak terprogram.
1. Kegiatan pengembangan diri secara
terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan seperti dibawah ini. Keikutsertaan
siswa dalam pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan Pembina kegiatan
pengembangan diri tersebut.
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
Layanan dan kegiatan
pendukung konseling
|
·
Individual
·
Kelompok: tatap muka guru BP masuk ke kelas
|
Ekstrakurikuler
|
·
Kepramukaan
·
UKS
·
KIR
·
Olah raga
·
Kerohaniaan
·
Seni budaya/sanggar seni
·
Marching band
·
dll
|
2. Kegiatan pengembangan diri secara
tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.
Kegiatan
|
Contoh
|
Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan
terjadwal
|
·
Piket
kelas
·
Ibadah
·
Berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas
·
Bakti
sosial
·
Kegiatan
pengajian mentari Pagi/Jumat pagi
|
Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
|
·
Memberi
dan menjawab salam
·
Meminta
maaf
·
Berterima
kasih
·
Mengunjungi
orang yang sakit
·
Membuang
sampah pada tempatnya
·
Menolong
orang yang sedang dalam kesusahan
·
Melerai
pertengkaran
|
Keteladanan, adalah kegiatan dalam
bentuk perilaku sehari-hari
|
· Performa guru
· Mengambil sampah yang berserakan
·
Cara berbicara yang sopan
·
Mengucapkan terima kasih
·
Meminta maaf
·
Menghargai pendapat orang lain
·
Memberikan
kesempatan terhadap pendapat yang berbeda
·
Mendahulukan
kesempatan kepada orang tua
·
Penugasan peserta didik secara
bergilir
·
Menaati
tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada peraturan)
·
Memberi salam ketika bertemu
·
Berpakaian rapi dan bersih
· Menepati janji
·
Memberikan
penghargaan kepada orang yang berprestasi
· Berperilaku santun
· Pengendalian diri yang baik
· Memuji pada orang yang jujur
· Mengakui kebenaran orang lain
· Mengakui kesalahan diri sendiri
· Berani mengambil keputusan
· Berani berkata benar
· Melindungi kaum yang lemah
· Membantu kaum yang fakir
· Sabar mendengarkan orang lain
· Mengunjungi teman yang sakit
· Membela kehormatan bangsa
·
Mengembalikan
barang yang bukan miliknya
· Antri
· Mendamaikan
|
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SD 200 Tana Paser
adalah sebagai berikut ini.
Jenis
Pengembangan Diri
|
Nilai-nilai
yang ditanamkan
|
Strategi
|
A. Bimbingan Konseling (BK)
|
·
Kemandirian
·
Percaya diri
·
Kerja sama
·
Demokratis
·
Peduli sosial
·
Komunikatif
·
Jujur
|
·
Pembentukan karakter atau kepribadian
·
Pemberian motivasi
·
Bimbingan karier
|
B. Kegiatan Ekstrakurikuler:
1. Kepramukaan
|
·
Demokratis
·
Disiplin
·
Kerja sama
·
Rasa Kebangsaan
·
Toleransi
·
Peduli sosial dan lingkungan
·
Cinta damai
·
Kerja keras
|
·
Latihan terprogram (kepemimpinan,
berorganisasi)
|
2. UKS
|
·
Peduli sosial
·
Toleransi
·
Disiplin
·
Komunikatif
|
·
Latihan terprogram
|
3. Olahraga
|
·
Sportifitas
·
Menghargai prestasi
·
Kerja keras
·
Cinta damai
·
Disiplin
·
Jujur
|
·
Melalui latihan rutin (antara lain:
bola voli, basket, tenis meja, badminton, pencak silat, outbond)
·
Perlombaan olah raga
|
4. Kerohanian
|
·
Religius
·
Rasa kebangsaan
·
Cinta tanah air
|
·
Beribadah rutin
·
Peringatan hari besar agama
·
Kegiatan keagamaan
|
5. Seni budaya/Sanggar seni
|
·
Disiplin
·
Jujur
·
Peduli budaya
·
Peduli sosial
·
Cinta tanah air
·
Semangat kebangsaan
|
·
Latihan rutin
·
Mengikuti vokal grup
·
Berkompetisi internal dan eksternal
·
Pagelaran seni
|
6. Kepemimpinan
|
·
Tanggung
jawab
·
Keberanian
·
Tekun
·
Sportivitas
·
Disiplin
·
Mandiri
·
Demokratis
·
Cinta damai
·
Cinta tanah
air
·
Peduli
lingkungan
·
Peduli sosial
·
Keteladanan
·
Sabar
·
Toleransi
·
Kerja keras
·
Pantang
menyerah
·
Kerja sama
|
·
Kepramukaan
·
Kegiatan
kerohanian
·
Kegiatan KIR
·
Kegiatan PMR
|
7. Festival sekolah
|
·
Kreativitas
·
Etos kerja
·
Tanggung
jawab
·
kepemimpinan
·
Kerja sama
|
·
Pasar seni
·
Pagelaran
seni atau musik
·
Pameran karya
ilmiah
·
Bazaar
·
Pasar murah
·
Karya seni
·
Peringatan
hari-hari besar agama/nasional
|
d. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke
dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah
ada. Indikator nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2)
indikator untuk mata pelajaran.
Indikator
sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan
personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini
berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah
sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator
pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku
tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang
kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum
ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran
pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar
aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas,
sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang
biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan
upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan
ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat
dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke
tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian
masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus
menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya
dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan
suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat
guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang
dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau
kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai
yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan
anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan
kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum
memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai
Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)
MB : Mulai Berkembang
(apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya
(apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten)
c.
Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang
digunakan pada SD Negeri 200 Tana
Paser adalah
sistem paket. Jam pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum Nasional. Sekolah
dimungkinkan menambah maximum 4 (empat) jam pembelajaran perminggu secara
keseluruhan dari jumlah standar munimal yang ditetapkan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
untuk SD 0 %-40%,dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Adapun alokasi
waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam
praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Kelas
|
Satu jam pembelajaran ttap muka/menit
|
Jumlah jam pembelajaran perminggu
|
Minggu efektif pertahun ajaran
|
Waktu pembelajaran pertahun
|
1
|
35
|
26
|
37
|
962
|
2
|
35
|
27
|
37
|
999
|
3
|
35
|
28
|
37
|
1036
|
4
|
35
|
36
|
37
|
1332
|
5
|
35
|
36
|
37
|
1332
|
6
|
35
|
36
|
33
|
1221
|
D.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan
Belajar/Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) didasarkan pada beberapa pertimbangan
diantaranya input peserta didik, kemampuan daya dukung dan tingkat kesulitan
mata pelajaran.
Berdasarkan pertimbangan tersebut ditentukanlah Ketuntasan
Belajar, misalnya 75%.
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar ( KKM)
75% harus mengikuti program
perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntaan belajar yang
dipersyaratkan. Yang telah mencapai ketuntasan
belajar 80% sampai 90% dapat mengikuti program
pengayaan (enrichment), sedangkan yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 90% mengikuti program percepatan (accelerated).
Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) pada SD
Negeri 200 Tana
Paser:
Smester 1
No
|
Mata Pelajaran
|
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Rt
|
1
|
Pendidikan Agama
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
PKn
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Smester 2
No
|
Mata Pelajaran
|
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Rt
|
1
|
Pendidikan Agama
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
PKn
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan: KKM
sekolah adalah rata-rata KKM mata pelajaran kelas
Catatan:
Satuan pendidikan ini
menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan
khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta
didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan
peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a.
Remedial wajib
diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar dan/atau indikator.
b.
Kegiatan remedial
dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
c.
Kegiatan remedial
meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d.
Penilaian dalam
program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e.
Kesempatan
mengikuti kegiatan remedial.
f.
Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a.
Pengayaan boleh diikuti oleh peserta
didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar.
b.
Kegiatan
pengayaan dilaksanakan di dalam/di
luar jam pembelajaran.
c.
Penilaian dalam
program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d.
Nilai pengayaan
yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
E.Kenaikan
Kelas dan Kelulusan
1.
Mekanisme kenaikan
kelas dan tinggal kelas pada SD Negeri 200 Tana Paser adalah :
a.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap
akhir tahun
b.
Siswa dinyatakan naik kelas,
apabila yang bersangkutan telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada semua indikator, hasil belajar (HB), kompetensi
dasar (KD), dan standar kompetensi
(SK) pada semua mata pelajaran.
c.
Siswa dinyatakan harus mengulang
di kelas yang sama bila,
a)
memperoleh nilai kurang dari kategori
baik pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia
b)
Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 2
mata pelajaran untuk semua
kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan
c)
Jika karena alasan yang kuat, misal
karena gangguan kesehatan fisik, emosi
atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi
yang ditargetkan.
d.
Ketika mengulang di kelas yang sama,
nilai siswa untuk semua indikator,
KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada
tahun sebelumnya.
e.
Jumlah absensi (sakit, izin dan alpha) tidak lebih dari 10 % dari hari efektif sekolah dalam satu tahun pembelajaran.
- memiliki nilai minimal baik atau amat baik
untuk asfek kepribadian (Agama dan Ahlak mulia) pada smester yang diikuti.
2.
Kriteria
Kelulusan
Keriteria kelulusan pada SD Negeri 200 Tana Paser sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh kelompok
mata pelajaran agama dan ahlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.
3. Lulus
Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
4. Lulus Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Meteri Pendidikan
Nasional /BSNP yangberlaku.
F.
Pendidikan Kecakapan Hidup
No
|
Jenis
|
Kurikulum
|
Keterangan
|
1
|
Olahraga Perestasi
|
Siswa
mampu berprestasi dibidang olahraga sesuai bidangnya pada pertandingan atau
perlombaan yang dilaksanakan di tingkat kota, propinsi maupun nasional
|
Semua
Cabang olahraga yang terdaftar di Koni Kabupaten Paser.
|
2
|
Kesenian
|
Siswa
mampu menunjukan kemampuan kreasi seni pada ajang perlombaan maupun duta
budaya ditingkat kecamatan Tana Paser
|
Seni
tari dan seni music tradisional paser.
|
3
|
Ketrampilan
|
Siswa
mampu menunjukan kreasi ketrampilan tangan dan dapat memiliki nilai jual
|
Handy
Craf
(Tas
dari purun), bubu
|
H.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
No
|
Kelas
|
Kurikulum
|
1
|
1 s/d VI
|
Siswa mampu
mengoperasionalkan computer dan perangkatnya.
Mampu menggunakan permainan
edukasi dalam computer.
|
IV.KALENDER
PENDIDIKAN
A.
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan SD Negeri 200 Tana
Paser Tahun pelajaran 2011 / 2012
JULI
2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hari-hari
pertama masuk sekolah
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
AGUSTUS 2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur Isra Mi’raj
Libur HUT RI
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
SEPTEMBER 2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur
awal puasa
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
OKTOBER 2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur
akhir puasa
Libur
Hari raya
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
NOVEMBER
2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Midle
Test
Kegiatan
tengah semester 1
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
DESEMBER 2011
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur awal natal
Libur hari Natal
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
JANUARI 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur tahun baru
Ulangan Akhir Smt 1
Pembagian rapor
Libur
Smt 1
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
FEBRUARI 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
MARET 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Midle tes smester 2
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
APRIL 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
1
- 4
|
Kegiatan
tengah semester 2
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
MEI 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUNI 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ulangan
Kenaikan Kelas
libur Smt 2
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
JULI 2012
|
HBE
|
TGL
|
Uraian
Kegiatan
|
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Libur
semester 2
Hari
pertama masuk sekolah tahun 2012 / 2012
|
Senin
|
|
|
|
|
|
|
|
Selasa
|
|
|
|
|
|
|
|
Rabu
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sabtu
|
|
|
|
|
|
|
|
Hari Belajar Efektif (HBE) :
Semester 1 = 124 hari
Semester 2 = 133 hari
V.
PENUTUP
Dengan mengucap ”Alhamdulillah” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
disusun oleh Kelompok Tim Penyusun sesuai dengan SK Kepala SD Negeri 200 Tana
Paser telah dapat kami selesaikan.
KTSP ini sudah merupakan hasil kerja maximal kami dengan harapan kiranya dapat
menjadi pedoman dalam kegitan operasional sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar. Pengantar Kurikulum
(Dokumen 1), ini masih dapat mengalami beberapa perubahan sesuai dengan kondisi
dan situasi yang dinamis, dan pada akhirnya keberhasilan pelaksanaannya
tergantung pada kerjasama yang baik antara stackholder sekolah, kemampuan
menyerap aspirasi, integritas, loyalitas, dedikasi dan peka akan perubahan
kearah kemajuan.
Semoga.