Translate

Minggu, 21 Agustus 2011


Asta Brata Watak Kepemimpinan Warisan  Leluhur

Oleh: Sudirman.M*)
Salinan dari Salinan dari Salinan dari Salinan dari Picture 008.jpg
Raja atau pemimpin besar yang menjadi leluhur kita zaman dahulu kala, telah memiliki konsep kepemimpinan yang memang lahir dari budaya Indonesia asli. Konsep kepemimpinan itu diwariskan turun temurun dari raja ke raja, dari pemimpin yang satu ke pemimpin yang lain. Dan ternyata konsep kepemimpinan para leluhur yang dikenal dengan Asta Brata yang artinya delapan watak kepemimpinan, telah dilaksanakan oleh para raja agung atau pemimpin kharismatik seperti Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.
Mantan Presiden Soeharto misalnya, jelas menerapkan azas kepemimpinan ini, hal ini terlihat jelas dalam beberapa konsep yang terpampang di Museum Purna Bhakti Pertiwi, yang mana ajaran-ajaran delapan watak kepemimpinan tersebut dipampang disana, agar diketahui dan juga perlu diwariskan kepada generasi kini dan generasi mendatang. Konsep delapan watak kepepimpinan memang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh setiap pemimpin sekaliber apapun, karena pemimpin yang sungguh-sungguh melaksanakan konsep Asta Brata tentu akan menjadi pemimpin agung, jadi panutan, kharismatik dan berwibawa.
Adapun delapan watak kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:
Berwatak Matahari (Surya)
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa matahari atau sang surya adalah sumber energi terbesar di tata surya yang notabene menjadi sumber energi kehidupan di bumi. Dia pemberi cahaya terang, pemberi sumber panas, dan dia tak lain tempat bergantungnya semua kehidupan di bumi.
Maknanya, seorang pemimpin haruslah mampu memberi  jalan, pedoman atau arah yang terang kepada rakyat atau orang-orang yang dipimpinnya dalam mengarungi samudera kehidupan.  Seorang pemimpin haruslah mampu memberi jalan kepada orang-orang yang dia pimpin atau bawahannya,  sebagaimana yang diharapkan semua orang untuk keberlangsungan hidup masa depan yang didambakan. Mengharapkan kehidupan esok yang lebih baik dari hari ini seperti kata pepatah Paser, Olo Manin Aso Buen Siolondo.
Pemimpin yang tidak mampu memberi penerang hidup, tidak mampu memberi arah serta harapan kepada orang yang dia pimpin bukanlah seorang pemimpin yang baik, apalagi arif atau bijak.
Berwatak Bumi (Buwana)
Bumi atau buwana adalah tempat hidup semua mahluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan.
Makna dari watak ini adalah seorang pemimpin harus bisa dan mampu  memberi kehidupan atas orang-orang yang dipimpinnya, mampu memberi  kesejahteraan, mampu memberi cahaya kehidupan atau nurhayati.  Karena bagaimanapun bawahan akan selalu menggantungkan hidupnya pada sang pemimpin.
Sang pemimpin yang agung,  adalah tempat menggantungkan harap dan mampu memberi jalan, agar orang yang dipimpinnya dapat hidup layak dan manusiawi.
Berwatak Lautan (Samudera)
Lautan atau samudera adalah genangan air yang maha luas tak berbatas dan tak bertepi, mampu menampung semua limbah dari daratan, yang dibawa aliran air sungai.
Lautan dapat menetralisir limbah, sehingga limbah yang hanyut tersebut kembali normal dan lautanpun juga tempat kehidupan beberapa jenis mahluk tertentu.
 Makna dari watak watak Lautan adalah bahwa seorang pemimpin Harus memiliki wawasan atau pandangan yang cukup luas. Seorang pemimpin mampu menampung semua masalah yang dialami dan mampu dengan cepat mengatasinya.
Pemimpin yang baik, juga mampu menerima keluhan siap menerima pengaduan dari orang-orang yang dia pimpin dan mampu dengan segera pula mencarikan solusi terbaik dengan penuh kebijakan, terutama semua masalah atau pengaduan serta keluhan yang dirasakan oleh masyarakat grasroot.
Berwatak Angin (Maruta)
Angin adalah udara yang bergerak dari tempat udara yang bertekanan tinggi ke tempat udara yang bertekanan rendah, demikian menurut konsep IPA. Angin dapat kita temukan dimana saja, dipantai, dipegunungan, dilembah, dihutan belantara, dipadang sahara, ataupun dilubang-lubang kecil.
Angin memang tak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Maknanya adalah bahwa seorang pemimpin harus mampu melihat, mendengar atau merasakan semua permasalahan baik besar atau kecil, yang tampak atau nyata maupun yang tersembunyi yang terjadi pada orang orang disekelilingnya, bahkan juga mampu merasakan getaran hati setiap bawahannya.
Berwatak Bulan (Chandra)
Bulan memiliki sinar yang kemilau dan lembut penuh kasih sayang. Bulan juga penerang jalan dalam gulita, cahayanya indah dipandang, memberikan keteduhan dan ketenangan hati bagi setiap insan.
  Maknanya adalah bahwa seorang pemimpin harus mampu tampil sebagai figur yang indah, menarik menyenenangkan, memberi kesejukan dan keteduhan dan ketenangan hati bagi bawahannya. Pemimpin yang baik mampu memberi senyum yang indah penuh kedamaian, memberi ketentraman jiwa serta selalu dihormati.
Pemimpin yang baik dicintai ketika ada, dirindukan ketika tak ada dan dikenang setelah tiada. Pemimpin yang bijak, yang dicintai bawahan adalah yang mampu memberi penerangan jiwa disaat bawahannya mendapat kesukaran dalam mengatasi problema hidup.
Berwatak Bintang (Kartika)
Bintang kecil dilangit yang tinggi, syair lagu yang dinyanyikan anak-anak. Bintang adalah lambang penghargaan, lambang kesetiaan juga keabadian.  Bintang dilangit posisinya selalu tidak berubah oleh karena itu bintang dijadikan nelayan dilaut sebagai penunjuk arah nelayan di tengah samudera raya, mana arah Utara, mana arah Selatan, Barat atau Timur. Para petani jga memanfaatkan bintang sebagai tanda awal mulai menggarap sawah untuk mengharapkan hasil panen yang lebih baik.
Hal ini bermakna bahwa seorang pemimpin mampu menunjukan sebagai figur pribadi yang kokoh, tak mudah goyah apalagi berputus asa, selalu setia pada tugas dan pengabdian serta tetap pada pendirian yang tak mudah goyah diterpa isu sekeras apapun.
Pemimpin harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas atas tugas dan pengabdiannya, untuk memberi arah atas orang-orang yang dia pimpin.
Berwatak Api (Agni)
Api adalah gambaran sebuah energi yang selalu dibutuhkan dalam setiap kehidupan. Api yang besar dapat saja menghanguskan bahkan memusnahkan apa saja, hutan, bangunan dan meratakannya dengan tanah. Api yang kecil diperlukan semua orang hampir disemua proses kehidupan, misalnya  untuk menyulut rokok, membakar obat anti nyamuk, memasak  dan keperluan lainnya.
 Maknanya seorang pemimpin dapat bermanfaat dan memberi kehidupan pada semua orang yang dipimpinnya. Namun pada suatu saat seorang pemimpin harus bersikap tegas dan mampu memusnahkan semua musuh-musushnya terutama kezaliman dan ketidak adilan bukan sebaliknya bahkan berbuat zalim yang menyengrasakan semua orang.
Berwatak Mendung
Ketika melihat mendung yang hitam menggantung dilangit terkadang timbul rasa yang menakutkan, jangan jangan mendung hitam itu akan membawa bencana, badai, tornado, taufan atau hujan petir lainnya.
 Bencana yang dibawa mendung dapat saja mengikis habis semua benda yang ada dibumi termasuk bangunan, kebun atau tanaman. Namun dibalik mendung yang hitam tersirat sebuah harapan semua orang, mendung yang dinanti akan membawa hujan yang bermanfaat mengairi sawah, menyuburkan tanah agar tanaman dapat tumbuh subur, menjadi minuman mahluk hidup bumi.
Maknanya adalah bahwa seorang pemimpin harus terlihat dan mampu bersikap tegas, berwibawa, disiplin serta teguh pada pendirian. Namun bathinnya sebenarnya lembut dan penuh rasa sayang serta melindungi, karena dia sebenarnya tempat menggantungkan harapan banyak orang terutama para orang-orang yang dipimpinnya.
Apakah anda telah memiliki ke delapan watak tersebut? Jawabannya ada pada orang-orang yang anda pimpin yang saat ini menjadi bawahan anda.



*) Pemimpin Umum Media “Gemilang Kalimantan”