Translate

Sabtu, 30 Oktober 2010

Lintas Sejarah Kabupaten Paser (Sumber Bag.Humas Pemkab Paser)


Kabupaten Paser awalnya adalah Kabupaten Pasir sebagai daerah otonomi Kalimantan Timur yang pengesahannya berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1959  tentang Penetapan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, dengan sebutan Daerah Swatantra Tingkat II Pasir.
Sebelum UU 27 Tahun 1959 ditetapkan, daerah Pasir berbentuk kewedanaan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri     yang dikeluarkan di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1959 Nomor C-17/15/3 yang bersifat sementara, dan Penetapan Gubernur Kalimantan Timur tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14.
Lahirnya UU Nomor 27 tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959 memberikan momentum yang sangat penting yakni terlepasnya kewedanaan Batu Besar dari wilayah daerah Swatantra Tingkat II Pasir dan dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
Pada tanggal 3 Agustus 1961 Daerah Swatantra Tingkat II Pasir dimasukkan ke dalam Wilayah Kal;imantan Timur. Pada tanggal 29 Desember 1961 dilaksanakanlah serah terima oleh Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan H.Maksid kepada Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur APT. Pranoto di Departemen Dalam Negeri – Jakarta.
Melalui perjuangan Bupati Paser HM.Ridwan Suwidi dan Wakil HM.Hatta Garit Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007.
TANGGAL 29 DESEMBER DIPERINGATI SEBAGAI HARI JADI KABUPATEN PASER
Nama – nama Bupati Kepala Daerah Kabupaten Paser
no
nama
jabatan
tahun
1
M.Fadlan
Penguasa Daerah
1961
2
Soebrata Yoeda Soebrata
Pejabat Bupati
1961
3
M.Djamdjam
Bupati
1961 - 1962
4
Drs.Yahmo Hadisoekrisno
Bupati
1962 - 1965
5
Soerono
Pejabat Bupati
1965
6
M.Saleh Nafsi, SH.
Bupati
1965 - 1979
7
Drs.Badarani Abbas
Bupati
1979 - 1984
8
Ir.Sulaiman Ismail
Bupati
1984 - 1988
9
Drs.Syahrul Effendi Busra
Pelaksana Tugas
1988 - 1989
10
Drs.Ahmad Ramli
Bupati
1989 - 1999
11
Drs.Arifin Saidi
Pejabat
1999
12
Drs.Yusriansyah Syarkawi
Bupati
1999 - 2004
13
H.Adi Buhari SE.
Pejabat Bupati
2004 - 2005
14
HM.Ridwan Suwidi
HM.Hatta Garit
Bupati
Wakil Bupati
2005 - 2010

Pemerintahan
Dasar Hukum :   a. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
                            b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002
Sebelum adanya pemekaran kabupaten, Kabupaten Paser memiliki 12 Kecamatan, termasuk Kecamatan Penajam, dan Kecamatan Sepaku. Pada saat Pemekaran Kabupaten, Kabupaten Induk adalah Kabupaten Paser sedangkan Pemekaran adalah Kabupaten Penajam Paser Utara (termasuk Kecamatan Sepaku) dengan Ibukotanya Penajam.
Setelah pemekaran tersebut, Kabupaten Paser hanya memiliki 8 Kecamatan, dan pada tahun 2003 lalu terjadi pemekaran Kecamatan   Tanjung Aru menjadi  Tanjung Harapan dan Batu Engau dan Kecamatan Batu Sopang menjadi Kecamatan Muara Samu dan Kecamatan Batu Sopang.
Pusat Pemerintahan berada di Kota Tanah Grogot sekaligus sebagai pusat ibukota Kabupaten Paser.
Makna Lambang
a.      Lambang berbentuk perisai bersudut lima yang berarti perisai pelindung dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita.
b.      Empat ruas rotan yang melingkar, melambangkan ikatan kesatuan perjuangan.
c.      Bintang bersudut lima dengan warna kuning emas dan diatasnya diatasnya terdapat pita yang bertuliskan Kabupaten Paser yang mengandung arti :
1.       Bintang adalah falsafah Pancasila sebagai falsafah Negara Republik Indonesia
2.       Kabupaten Paser pada pita berwarna kuning adalah Daerah Kabupaten Paser
d.      Daun rotan menggambarkan salah satu hasil kekayaan yang dimiliki Kabupaten Paser.
e.      Setangkai padi beserta sebuah kapas melambangkan gairah masyarakat Kabupaten Paser dalam membangun wilayahnya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dengan usaha dengan kemampuan sendiri.
f.        Anjat (butah) dengan silangan parang terhunus dan tombak sumpitan diartikan :
1.       Sebagai wadah penghidupan dan kelestarian budaya masyarakat Kabupaten Paser.
2.       Patriotik serta kesiapsiagaan mendasari jiwa daerah Kabupaten Paser dalam membina masyarakat yang adil dan makmur.
Arti Warna pada Lambang
a.       Warna biru muda berarti kesetiaan, ketekunan dan ketabahan.
b.      Warna kuning berarti kejayaan, kebesaran, kesejahteraan, kebijaksanaan dan kecerdasan.
c.       Warna hijau berarti kesuburan.
d.      Warna coklat berarti kekompakan, kekuatan dan kemampuan
e.      Warna putih berarti kemurnia, kebersihan, kesucian dan keikhlasan
f.        Warna hitam berarti kesungguhan dan keampuhan
Letak Geografis
Kabupaten paser terletak di Kalimantan Timur Bagian Selatan secara geografis berada di jalur garis khatulistiwa dengan posisi 00˚45’18,37’’ - 2˚27’20,82’’ Lintang selatan dan 115˚36’14,5’’ - 166˚57’35,03’’ Bujur Timur
Batas Wilayah
Berbatasan dengan Kabupaten Kutai di sebelah Utara dan Penajam Paser Utara dan Selat Makassar di sebelah Selatan dengan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan di sebelah Barat dengan Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan.
Kecamatan, Luas Wilayah, Banyaknya Penduduk, Rata-rata/km2
No
Kecamatan
Luas Wilayah
(km2)
Banyaknya Penduduk
Rata-rata /km2
1
Batu Sopang
  1.111,38
  12.076
  10.87
2
Muara Samu
       855,25
      3,673
      4,29
3
Batu Engau
  1.506,45  
      9.299
   6,17
4
Tanjung Harapan
     714,05
     6.695
   9,38
5
Pasir Belengkong
      990,11
  21.725
  21,94
6
Tanah Grogot
      335,58
  48,780
  29,08
7
Kuaro
       47,30
  21,728
  27,63
8
Long Ikis
  1.204,22
  33,277
  27,63
9
Muara Komam
  1.753,40
  10,897
   6,21
10
Long Kali
  2.385,39
  22,967
   9,63

           jumlah
11.603,14
191,117
  16,47

Luas wilayah Kabupaten Paser ± 11.603,14 km2 dengan luas daratan ± 1.085.118 hektare dan sisanya adalah rawa, pantai dan danau. Lahan digunakan untuk pemukiman sekitar 1,00%, perkebunan 8,64%, perikanan tambak dan kolam o,35 %, selebihnya berupa hutan 78,58% serta tanah kosong 1,98%.

Topografi
1.    Bagian Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang, bentangan daerah ini dari utara hingga selatan, melebar di bagian selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai serta jalan Negara Penajam - Kuaro - Kerang Dayo.
2.  Bagian Barat merupakan daerah dataran yang bergelombang, berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan Propinsi Kalimantan Selatan. Di daerah ini terdapat beberapa puncak yaitu gunung Serumpaka (1.380 m), Gunung Lumut (1.233 m), serta gunung Rambutan dan gunung Halat dibawah 1000 m.
S

Jumat, 29 Oktober 2010

Cerita Rakyat Paser, By: Sudirman Matalil


Putri  Kelawot
Riut riang riut, awat aku kaka Nalau, kantem kayangku kantem, kantem kayu daan olai. Jono suara ene te dingo. Tempone Nalau malan  depo nyempotan sumba lati. Jono lou Nalau bengong.  Penyundokyo mo paka yo paling ombo ite yo kenone moko keo  erai kukui kelawot begantung engkang paka.  Pengite yo kayangyo bekantem mo paka kayu yo cukup olai.  Rupayo kelawot ene sundok berusaha ngelupas kayang dan ternyata usahayo ene sia-sia ka kerna belo kompan ulun yo ngawat sio.  Mite keo kelawot bekantem kayangyo, timbul  pengenanam lang kesong Nalau. Gesik-gesik iyo mengket tondal kayu ene, ngedempet kelawot yo begantung yo bekantem kayangyo ene. Iyo ngedempet sambil notok paka kayu ene. Pengekayo kelawot ene ende kuli nawat koe Nalau.  Kelawot ene noit doli koe Nalau   po lou yo.  Ma Nalau yo engket memma nginte hasil engket nyempotan mara-mara po Nalau.  Kenone Nalau muli belo moit ise-ise, kati pan telaos, pelanduk diang pan empulu ede.  Yo keo malah erai kukui klawot tingen. Entah kenone timbul ka  kosang lang kesong Nalau. Kelawot ene pesumba koe yo lang kurung. Jie yo pan isop okan kati amu ayam yo lainyo. 
Tenu olo yo lalo i Nalau malan diang ma yo  po ngumo.  Cukup oro boyan po umo ene.  Ena malan memma  maka duluy bayu muli.  Waktu muli po lou Nalau diang ma yo berik mite moko keo pengokan yo bemacam-macam ketindo.  Nalau diang ma yo heran, bengong diang takut.  Umpu ise pengokan endo, ise lou ulun yo ngantor sendo, ise lou yo nampa sio. 
Diang pengenanam ragu-ragu, coba jie yo idik-idik pengokan ene po benatang amu yo.  Maksudyo ena benatang amuyo kuman pengokan ene mate, ene berarti pengokan ene keo eles yo.  Jie yo po using, using belo mate, jie yo po koko, koko belo mate kuman sio. Using, koko bolum buen ka, belo keo ise-ise. Jie yo po benatang yo lain   biasa-biasa ka.  Maposlah pengenanam ragu-ragu ene ende ena pengokan ene keo elesyo.  Penyundokyo iyo kuman sio sekolo. Bo ketindo ko kuen kanam yo, sundok ene iyo lou belo keo kejadian ise-ise sundok kuman pengokan ene.   Tapi mase keo bemacam-macam pikiran sumba lang kesong Nalau, ise ka diantara yo ngantor pengokan ene. Ngunti diang tetangga, tetangga yo belo keo mite ulun yo sulet, ngantor pengkonan  ene.  Bepeketa ka Nalau diang ema yo, bepura-pura dero duo malan depo umo, tapi belo sampe umo,  dero ngintip engket oro sambil mite de po lou.  Belo ola sundok sene, engket lou ene taru dingo suara ulun bawe diang  suara bemacam-macam, keo yo kati suara mutu pare, nampa jelepong, moka kayu, nimba danum ,bekias,pokok yo bemacam la. 
Penyundokyo Nalau nyoba ngintip engket engkang dinding. Tengkojet ampe brikyo, Nalau diang ma yo, engket luang dinding iyo mite erai kongo ulun bawe regok, buen nau empu ngadap tepa. Kati putri raja regokyo.  Jadi waktu ene empu mite daon lewok.  Begamat-begamat  Nalau sumba lou, nangop ulun bawe regok ene a. Putri ene akhiryo tenangop diang mopas malur tindu lepas.  Diang tangis-tongul iyo tindu po Nalau diang ma’ yo supaya belo penate. Nalau diang ma’ yo  memang belo keo rencana nempate sio. 
Ise lou yo kakan  nempate ulun keregok ede, cantik kati putri raja, ai buen kesong nua. Putri cantik ene pengekayo jadi bawe Nalau. Dero pengekayo bolum kolat buenka serba keo.
Entah kejeman, des empu selokoi, entah kenone Nalau kesowot diang suara Putri kelawot ene denne, yo kayangyo tegepit paka kayu des iyo nyempotan denne. Sambil umbi-umbi nyoba yo tindu apan baweyo kakan benyanyi kati rukuyo denne.  Diang deo harap baweyo tindu, ena benyanyi ene, nang pinadingo nua.  Karena ena penadingo nua aku  kembali po wujudku semula bai, yo ene, jadi kelawot.  Nalau belo percaya ulun  jadi kelawot, ente ene iyo tindu supaya bawen yo benyanyi.  Pengekayo koe kono desak terus, bawe Nalau benyanyila, kate tenindu Nalau. Sebelumyo bawe yo tindu maaf, ena keo kejadian sesuatu   sundek sene, ene artiyo perpisahan sama dero.
Benyanyila bawe Nalau. “…..riut riang riut, awat aku kaka Nalau, kantem kayangku kantem, kantem kayu daan olai”. Belo pian eka bawe Nalau benyanyi enende, duri eka lagu, bulu mo kompuyo semakin merata.
Begitu lagu sundok,  la onon Nalau mak si ulun buen nau yede ende, yo keo  klawot.  Nalau brik, belo percaya ise yo nite yo. Tapi diang pengenanam yo sangat nyesal kelawot ngentang” Akula baweko, iko sundok ngelanggar sumpako denne, kerna iko sundok ngelanggar ene, maka kakanbelo kakan iko,  aku harus kembali po wujudku sembula oleh sebab ene taka duo harus bepisah, eneka pesanku diang siko,  jaga pea taka buen-buen, mudah-mudahan taka kuli mangku ruku nua”.

Kosa-kata:
Kelawot = monyet/owa-owa
Riut = angin
Awat = tolong
Kantem = terjepit
Kayangku = tanganku
Daan = dahan
Dingo = dengar
Tempone = waktu itu
Nyempotan = menyumpit
Lati alas = hutan
Jono = sering
Paka = ranting
Ombo = atas/tinggi
Erai kukui = satu ekor
Engkang paka = diantara dahan
Pengiteyo = kelihatannya
Olai = besar
Mite = melihat
Pangunanam = perasaan
Lang kesong = dalam hati
Mengket tondal = memanjat pohon
Ngedempet = mendekati
Pengekayo = penghabisannya
Notok = memotong
Ene ende = itu tadi
Noit koe = dibawa oleh
Memma = pagi
Nginte = menunggu
Kenone= kenapa
Moit ise-ise = membawa apa-apa
Kati = seperti
Telaos = rusa
pelanduk = kancil
Empulu = burung
Tingen = saja
Kosang = kasihan
Pesumbayo =dimasukannya
Kuman ngisop = makan minum
Ngumo = berhuma
Oro boyan = jauh jalannya
Ena = kalau
Duluy = sore
Muli = pulang
Brik = kaget
Pengokan = makanan
Umpu = kepunyaan
Anggrek buyung
Ngantor = mengantar
Nampa = membuat
Jie = member
Idik-idik = sedikit
Amu yo = peliharaannya
Mate = mati/meninggal
Elesyo = racunnya
Using = kucing
Koko = anjing
Bolum buen = hidup bahagia
Mapos = hilang
Buen kanam = enak sekali
Sundok = sudah
Ngunti = bertanya
Sulet = datang
Ola = lama
Tarudingo = terdengar
Mutu pare – menumbuk padi
Jelepong = tepung
Moka kayu = membelah kayu
Nimba danum = menimba air
Engkang = sela
Tengkojet = terkejut
Ampe = sampai
Bawe regok = perempuan cantik
Empu ngadap = saat menghapap
Tepa = penginangan
Daon lewok = daun sirih
Nangop = menangkap
Tenangop = ditangkap
Penate = dibunuh
Nempate = membunuh
Bolum kolat buen serba keo=hidup bahagia serba ada
Kesowot = teringat
Dene = dulu
Apan = supaya
Rukuyo = ketemunya
Pinadingo =perdengarkan
Koe kono = karena kena
Tenindu = diminta